Sumber Daya Manusia Pariwisata untuk Belitung

Rumah keong Gantung, Belitung Timur

Pariwisata merupakan hal baru bagi masyarakat Pulau Belitung. Selama ratusan tahun, sebelum keindahan alam Pulau Belitung dikenal luas melalui film laskar pelangi, masyarakat Pulau Belitung sangat akrab dengan kehidupan tambang.

Timah Pertama kali di temukan di Bangka pada pertengahan abad ke 17. Menurut Sutedjo Sujitno dalam buku Sejarah Penambangan Timah di Indonesia menjelaskan bahwa timah yang ada di Bangka telah ditambang pada pertengahan abad ke-17, hal tersebut dibuktikan dengan adanya catatan tentang VOC yang telah melakukan hubungan dagang dengan Palembang sejak 1649, salah satu yang menjadi komuditasnya adalah timah. Namun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa timah pertama kali ditemukan di Bangka pada tahun 1709 saat ditemukannya logam putih yang berserakan ditanah bekas hutan yang terbakar di daerah Merawang. Setelah kurun waktu yang cukup lama timah di temukan di Bangka. Barulah pada tahun 1770-1780 seorang Asisten Residen Belitung menyakini bahwa di Belitung terdapat kandung timah yang kemudian pada tahun 1822 dilakukan penelitian dan berhasil menemukan bukti bahwa di Belitung mengandung timah.

Dalam sejarahnya, pertimahan di Kepulauan Bangka Belitung selalu mengalami pasang surut, baik dari sisi harga jual maupun produksinya. Seperti beberapa tahun terakhir ini harga timah dunia sempat anjlok dan produksinya menurun. Cadangan timah yang setiap tahunnya semakin menipis, diyakini merupakan salah satu penyebab menurunnya produksi timah. Mengigat timah merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Kondisi tersebut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sehingga mustahil jika harus tetap bertahan dengan mengandalkan timah untuk menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat Kepulauan Bangka Belitung. Oleh karenanya, perlu solusi dengan menawarkan sumber ekonomi baru pasca timah.

Pemandangan di rumah keong

Keindahan alam Kepulauan Bangka Belitung yang dikenal melalui film laskar pelangi, telah menjadi daya tarik untuk mendatangkan banyak wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Momen tersebut dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menjadikan Tanjung Kelayang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata. Dengan doa dan usaha, pada tanggal 15 Maret 2016, melalui persetujuan Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang, maka ditetapkanlah Tanjung Kelayang yang terletak di Kecamatan Sijuk sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dengan kegiatan utama pariwisata. Pada tanggal tersebut akan menjadi hari bersejarah yang menentukan bagaimana pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya Belitung kedepannya. Apakah hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung, atau justru sebaliknya. Dampak apa yang akan dirasakan oleh masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Belitung nantinya, sangat dipengaruhi salah satunya oleh Sumber Daya manusianya, apakah mereka memiliki kompetensi dan wawasan yang dibutuhkan dalam mendukung pariwisata Kepulauan Bangka Belitung atau tidak. Jika SDM nya tidak memiliki kompetensi dan wawasan tentang pariwisata maka masyarakat belitung nantinya hanya akan menjadi penonton di rumahnya sendiri. Oleh karenanya, untuk mewujudkan harapan tersebut, bukan hal yang mudah, tidak cukup hanya dengan mempersiapkan sarana prasarana tanpa didukung Sumber Daya Manusia/masyarakat yang ahli, terampil, inovatif dan kreatif, sehingga pembangunan fisik dan non fisik (sarana prasarana dan sumber daya manusia) harus sama-sama menjadi prioritas dan harus dibangun secara beriringan tanpa memprioritaskan salah satunya.

Transisi yang terjadi dari sektor pertambangan ke sektor pariwisata, akan menyisakan banyak pekerjaan rumah bagi kita semua. Masyarakat yang awalnya terbiasa dengan suasana kehidupan tambang akan mengalami kegamangan/ketidak tahuan ketika harus memasuki kehidupan baru yang bernama pariwisata. Wawasan dan pengetahuan tentang pariwisata sangat dibutuhkan agar mereka mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk membangun pariwisata? Bagaimana mereka melakukanya?. Dengan kondisi yang demikian peran aktif pemerintah dalam mempersiapkan SDM pariwisata sangat di butuhkan guna mempercepat proses transisi, karena jika hal tersebut tidak dilakukan maka proses transisi akan berlangsung lama dan untuk bisa move on dari dunia pertambangan juga akan berlangsung lama, jika hal tersebut berlangsung cukup lama, maka sedikit-banyaknya, langsung-tidaknya hal tersebut akan mempengaruhi dan memberikan dampak bagi wajah pariwisata Pulau Belitung nantinya.

Posting Komentar untuk "Sumber Daya Manusia Pariwisata untuk Belitung"